fbpx
Kesehatan Mata Kondisi Medis Perawatan Mata

Apa Itu Glaukoma : Jenis, Gejala, dan Pengobatan

apa itu glaukoma
Dr Kenneth Lee

Glaukoma sering dianggap sebagai salah satu penyakit mata yang cukup serius dalam mengancam penglihatan karena kondisi ini bisa berkembang tanpa gejala yang jelas pada tahap awal. 

Pengetahuan tentang pengertian glaukoma dan kesadaran akan kondisi ini sangat penting untuk pencegahan dan pengelolaan yang efektif.

Pengertian glaukoma

Glaukoma adalah suatu kondisi medis yang mengakibatkan kerusakan progresif pada saraf optik mata. Kerusakan ini sering kali dikaitkan dengan peningkatan tekanan di dalam mata, dikenal sebagai tekanan intraokular. 

Peningkatan tekanan dalam mata memainkan peran penting dalam perkembangan glaukoma. Secara alami, cairan di dalam mata harus mengalir keluar dari mata secara teratur. Cairan ini bertugas menyediakan nutrisi dan menjaga tekanan mata tetap normal.

Ketika proses aliran keluar ini terhambat, tekanan di dalam mata mulai meningkat. Tekanan yang tidak terkontrol ini bisa menyebabkan kerusakan pada saraf optik yang mana sangat penting untuk mengirimkan informasi visual dari mata ke otak. Kerusakan saraf optik dapat menyebabkan gangguan penglihatan yang signifikan.

Glaukoma biasanya berkembang secara bertahap dan umumnya tanpa disertai gejala awal yang nyata, menjadikannya sulit untuk dideteksi tanpa melalui skrining kesehatan secara rutin. 

Seiring waktu, glaukoma dapat menyebabkan hilangnya penglihatan perifer (sisi) secara bertahap, yang kadang-kadang berlanjut ke hilangnya penglihatan sentral dan kebutaan total jika tidak ditangani dengan tepat.

Ada beberapa jenis glaukoma berdasarkan penyebabnya, yaitu glaukoma primer dan sekunder. Glaukoma primer dengan dua jenis utamanya adalah:

  • Glaukoma sudut terbuka
  • Glaukoma sudut tertutup

Selain itu, ada juga glaukoma sekunder yang berkembang sebagai akibat dari kondisi atau penyakit mata lain.

Penyebab dan faktor risiko glaukoma

Penyebab langsung glaukoma berhubungan dengan mekanisme yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik, sedangkan faktor risiko mengacu pada kondisi atau atribut yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan glaukoma.

Penyebab glaukoma

Glaukoma biasanya disebabkan oleh peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara produksi dan drainase cairan di dalam mata.

Cairan ini, yang dikenal sebagai aqueous humor, penting untuk nutrisi dan pemeliharaan struktur mata. Ketika cairan ini tidak dapat mengalir keluar dari mata secara efisien, maka tekanan di dalam mata meningkat.

Tekanan yang berlebihan ini kemudian dapat merusak saraf optik, yaitu kabel vital yang menghubungkan mata ke otak, dapat mengakibatkan kehilangan penglihatan.

Pada beberapa jenis glaukoma, seperti glaukoma sudut tertutup, penyumbatan fisik dapat terjadi. Sementara pada jenis lain, seperti glaukoma sudut terbuka, penyebab pasti peningkatan TIO mungkin tidak sepenuhnya jelas.

Terkait dengan penyebab glaukoma lebih jauh, terdapat dua klisifikasi utamanya, yaitu glaukoma primer dan glaukoma sekunder.

Glaukoma primer

Glaukoma Primer adalah kondisi di mana peningkatan TIO terjadi tanpa penyebab yang jelas, apakah dari kondisi mata lain atau penyakit sistemik. Glaukoma primer terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu glaukoma sudut terbuka primer dan glaukoma sudut tertutup primer.

  • Glaukoma sudut terbuka primer
    Glaukoma sudut terbuka primer adalah bentuk yang paling umum, di mana sudut antara iris dan kornea tetap terbuka, tetapi aliran cairan aqueous humor terhambat, menyebabkan penumpukan tekanan secara bertahap. Gejalanya sering tidak terlihat hingga kerusakan penglihatan yang signifikan terjadi.
  • Glaukoma sudut tertutup primer
    Dalam kasus glaukoma sudut tertutup primer, sudut antara iris dan kornea menjadi sempit atau tertutup, menghambat aliran cairan dari mata dan menyebabkan peningkatan tekanan secara tiba-tiba. Gejala dapat termasuk sakit pada mata secara tiba-tiba, penglihatan buram, dan sakit kepala.

Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder berkembang sebagai akibat dari kondisi mata yang sudah ada atau penyakit sistemik. Misalnya, glaukoma bisa muncul sebagai komplikasi dari penyakit mata inflamasi uveitis atau bisa juga dalam kasus penggunaan steroid jangka panjang. 

Glaukoma sekunder juga dapat berkembang sebagai akibat dari cedera mata atau operasi mata sebelumnya. Jenis ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik karena berkaitan langsung dengan penyebabnya.

Faktor risiko glaukoma

Faktor risiko adalah kondisi atau karakteristik yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan glaukoma, tetapi tidak secara langsung menyebabkan penyakit tersebut. Beberapa faktor risiko utama meliputi:

  • Usia : Risiko glaukoma meningkat dengan bertambahnya usia, terutama bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun.
  • Genetik : Riwayat keluarga glaukoma meningkatkan risiko seseorang, misalnya glaukoma kongenital.
  • Kondisi mata lainnya : Kondisi seperti miopi (rabun jauh) atau hipermetropi (rabun dekat) dapat meningkatkan risiko glaukoma.
  • Kondisi medis : Penyakit seperti diabetes dan hipertensi dapat meningkatkan risiko glaukoma.
  • Penggunaan steroid jangka panjang : Terutama steroid dalam bentuk tetes mata.

Gejala dan diagnosis glaukoma

Mengenali gejala dan memahami proses diagnosis glaukoma adalah kunci untuk mencegah kerusakan penglihatan dan kebutaan. 

Glaukoma sering disebut pencuri penglihatan diam-diam karena gejalanya yang biasanya sulit dikenali hingga akhirnya kerusakan signifikan terjadi. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang gejala dan prosedur diagnosis yang efektif sangatlah penting.

Mengenali gejala glaukoma

Gejala glaukoma sangat bervariasi tergantung pada jenis dan tahap penyakitnya. Pada glaukoma sudut terbuka, jenis yang paling umum, gejala awal hampir tidak terlihat. 

Pasien mungkin mengalami hilangnya penglihatan perifer secara bertahap yang kerap tidak disadari hingga penyakit tersebut berkembang ke tahap lanjut. 

Sebaliknya, glaukoma sudut tertutup dapat menunjukkan gejala yang lebih dramatis dan mendadak, seperti sakit mata yang parah, penglihatan kabur, mual, dan ada tampilan menyerupai di sekitar sumber pencahayaan yang dilihat pengidap.

Mengingat substansi gejala glaukoma pada tahap awal ini, pemeriksaan mata rutin sangat penting, terutama bagi individu yang berisiko tinggi. Pemeriksaan ini dapat membantu mendeteksi glaukoma pada tahap awal sebelum makin parah.

Proses diagnosis glaukoma

Proses diagnosis glaukoma dimulai dengan pemeriksaan menyeluruh oleh dokter mata, antara lain:

  • Pengukuran tekanan intraokular (tonometri).
  • Pemeriksaan sudut drainase mata (gonioskopi).
  • Pemeriksaan terhadap saraf optik yang melibatkan pemindaian tomografi koherensi optik (OCT). 
  • Tes lapang pandang visual untuk menilai apakah ada kehilangan penglihatan perifer.

Dalam beberapa kasus, dokter bisa merekomendasikan pachymetry sebagai pemeriksaan tambahan untuk mengukur ketebalan kornea.

Proses diagnosis ini tidak hanya penting untuk mengkonfirmasi keberadaan glaukoma, tetapi juga untuk menentukan jenis dan tingkat keparahannya. Ini bisa membantu dalam merencanakan strategi pengobatan yang paling tepat dan efektif bagi pasien.

Pengobatan dan manajemen glaukoma

Pengobatan dan manajemen glaukoma memerlukan pendekatan yang komprehensif dan berkelanjutan untuk memperlambat perkembangan penyakit dan meminimalkan risiko kerusakan penglihatan lebih lanjut. 

Berikut adalah beberapa opsi pengobatan yang umumnya direkomendasikan dokter.

Opsi pengobatan untuk glaukoma

Pengobatan glaukoma umumnya bertujuan untuk menurunkan tekanan di dalam mata yang merupakan faktor utama terkait kerusakan saraf optik. Beberapa metode pengobatan yang umum meliputi:

  • Tetes mata
    Obat tetes mata adalah bentuk pengobatan paling umum dan sering dijadikan upaya pertama dalam mengobati glaukoma. Tetes mata glaukoma berfungsi dengan mengurangi produksi cairan di dalam mata atau meningkatkan aliran keluar cairan sehingga mengurangi tekanan intraokular.
  • Terapi laser
    Terapi laser dapat digunakan untuk meningkatkan aliran keluar cairan mata atau mengurangi produksi cairan. Prosedur ini berlangsung cepat, biasanya tidak terasa sakit, dan dapat dilakukan di kantor dokter mata.
  • Operasi mata
    Jika tetes mata dan terapi laser dinilai tidak efektif, operasi mata glaukoma mungkin diperlukan. Opsi yang direkomendasikan adalah trabekulektomi atau pemasangan perangkat drainase yang bertujuan untuk menciptakan jalur drainase baru untuk cairan mata atau mengurangi produksi cairan.

Pentingnya pengobatan dini tidak dapat diremehkan. Memulai pengobatan glaukoma pada tahap awal penyakit dapat membantu memperlambat perkembangan kondisi dan melindungi penglihatan.

Manajemen harian dan dukungan medis

Manajemen harian dan dukungan medis adalah komponen penting dalam hidup dengan glaukoma. Mempertahankan gaya hidup sehat dan mengikuti rencana perawatan yang ditentukan oleh dokter mata sangat penting untuk mengelola kondisi glaukoma.

Pasien juga disarankan secara teratur mengunjungi dokter mata untuk memantau tekanan mata dan kondisi saraf optik. Tes ini membantu menilai efektivitas pengobatan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.

Selain kedua upaya di atas, pasien juga disarankan mengikuti rencana pengobatan dengan ketat, termasuk penggunaan tetes mata sesuai jadwal. Ini adalah kunci untuk mengelola glaukoma dengan sukses.

Komplikasi glaukoma

Komplikasi dari glaukoma umumnya serius dan dapat memiliki dampak signifikan terhadap kualitas hidup seseorang. 

Perlu diwaspadai bahwa kerusakan yang disebabkan oleh glaukoma umumnya bersifat permanen dan tidak dapat dibalikkan. Maka dari itu, pasien glaukoma perlu mengikuti saran pengobatan dan perawatan dengan saksama.

Berikut adalah beberapa komplikasi utama yang terkait dengan glaukoma.

  • Kehilangan penglihatan secara progresif
    Ini adalah komplikasi paling serius dari glaukoma. Jika tidak ditangani, glaukoma dapat menyebabkan kehilangan penglihatan perifer (sisi) secara bertahap yang akhirnya bisa berkembang menjadi kehilangan penglihatan sentral dan kebutaan total.
  • Kebutaan
    Glaukoma adalah salah satu penyebab utama kebutaan di seluruh dunia, terutama pada orang dewasa yang lebih tua. Meskipun pengobatan dapat memperlambat perkembangan penyakit, kebutaan dapat terjadi jika kondisi ini tidak terdeteksi atau tidak diobati dengan tepat.
  • Mengganggu aktivitas di keseharian
    Pengurangan dalam bidang penglihatan dan penglihatan secara keseluruhan dapat berdampak signifikan pada aktivitas sehari-hari, seperti mengemudi, membaca, dan mengenali wajah. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kemandirian dan kualitas hidup.
  • Masalah emosional
    Menghadapi diagnosis glaukoma dan komplikasi yang menyertainya bisa menjadi sumber stres dan kecemasan. Banyak pasien mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan penurunan penglihatan dan potensi kebutaan.
  • Efek samping dari pengobatan
    Pengobatan untuk glaukoma, terutama penggunaan tetes mata jangka panjang, dapat memiliki efek samping tertentu. Ini termasuk iritasi mata, hiperemia (pembuluh darah yang membesar), perubahan pada penampilan mata, dan, dalam kasus terapi tertentu, masalah pernapasan atau efek sistemik lainnya.

Mencegah komplikasi glaukoma melibatkan deteksi dini, pengobatan yang tepat, dan pemantauan rutin dengan dokter mata. Pengelolaan glaukoma yang efektif dapat membantu memperlambat perkembangan penyakit dan meminimalkan risiko komplikasi serius.

Pencegahan glaukoma

Pencegahan dan peningkatan kesadaran merupakan dua aspek kunci dalam memerangi glaukoma. Meskipun tidak semua jenis glaukoma dapat dicegah, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko atau memperlambat perkembangan kondisi ini.

  • Pemeriksaan mata secara rutin
    Pemeriksaan mata rutin sangat penting, terutama bagi individu yang berisiko tinggi. Dokter mata dapat mengukur tekanan intraokular dan memeriksa saraf optik untuk tanda-tanda awal kerusakan. Pemeriksaan ini bisa membantu mendeteksi glaukoma pada tahap awal, bahkan sebelum timbul gejala.
  • Membiasakan gaya hidup sehat
    Gaya hidup sehat, termasuk diet seimbang, olahraga teratur, dan menghindari rokok, dapat membantu menjaga kesehatan mata secara keseluruhan.
  • Melindungi mata
    Menggunakan perlindungan mata selama kegiatan yang berisiko, seperti saat bermain olahraga atau bekerja dengan bahan-bahan yang berpotensi berbahaya, dapat mengurangi risiko cedera mata yang dapat menyebabkan glaukoma sekunder.
  • Pemantauan kondisi kesehatan
    Mengontrol kondisi kesehatan seperti diabetes dan hipertensi juga penting karena kondisi-kondisi ini dapat meningkatkan risiko glaukoma.

Kesadaran dan pencegahan yang efektif dapat membantu mengurangi dampak glaukoma dan membantu orang menjaga penglihatan mereka selama mungkin. Deteksi dini dan pengobatan yang tepat waktu adalah kunci utama dalam mengelola kondisi ini secara efektif.

Dr Kenneth Lee

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.