fbpx
Kanker - Umum Kondisi Medis Penyakit Kanker Wawasan Kelangsungan Hidup Kanker

Apakah Kanker Menular? Ini Mitos yang Perlu Dibantah

apakah kanker menular
Dr Kenneth Lee

Tidak seperti virus seperti flu atau COVID-19 yang dengan mudah dapat menyebar dari satu orang ke orang lainnya, penyakit kanker tidak menyebar melalui kontak fisik, interaksi ciuman, berbagi makanan, atau bahkan dengan menghirup udara di ruangan yang sama.

Sel-sel kanker tidak mampu bertahan hidup di luar tubuh manusia. Jika pun suatu sel kanker berhasil memasuki tubuh sehat orang lain, maka sistem kekebalan tubuh pada orang yang sehat akan mengenalinya sebagai sel asing.

Sistem kekebalan tubuh akan berupaya menghancurkan sel-sel asing, termasuk sel kanker yang berasal dari tubuh orang lain, sehingga membuat tubuh yang sehat mustahil untuk bisa tertular kanker.

Sel kanker tiap orang bersifat unik sesuai kondisi fisik dan genetik

Penyakit kanker bermula dari pertumbuhan sel yang abnormal di dalam tubuh seseorang sendiri. Sel-sel ini berkembang biak tanpa terkendali dan membentuk massa jaringan yang bersifat merusak yang dikenal sebagai tumor ganas, 

Jika tidak ditangani dengan tepat, sel-sel kanker bisa menyebar ke organ yang lain di dalam tubuh seseorang tersebut, dikenal dengan metastasis.

Namun, mekanisme penyebaran sel-sel kanker secara internal di dalam tubuh seseorang tidak bisa disamakan dengan kemampuan suatu sel kanker untuk berpindah dari tubuh pengidap kanker ke tubuh orang lain yang sehat kemudian berkembang membentuk jaringan kanker yang baru.

Sel-sel kanker yang ada pada tubuh satu orang tidak memiliki karakteristik yang sama dengan sel kanker di tubuh orang lain sehingga menjadikan tidak bisa berkembang di tubuh yang berbeda.

Bagaimana jika ada beberapa anggota keluarga, sekelompok pegawai di satu tempat kerja, atau suatu komunitas terdiagnosis dengan jenis kanker yang sama secara hampir bersamaan?

Maka, kejadian semacam itu bukanlah hasil dari penularan, melainkan kemungkinan besar disebabkan oleh kesamaan faktor genetik atau terpapar faktor risiko kanker dalam jangka panjang secara bersama-sama sehingga meningkatkan risiko mengembangkan kanker.

Penting juga untuk diketahui bahwa meskipun penyakit kanker itu tidak menular, namun ada beberapa infeksi menular yang mana bisa memicu munculnya suatu kondisi atau penyakit terkait serangan kanker.

Contohnya adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV) yang bisa meningkatkan risiko kanker alat reproduksi atau infeksi Hepatitis B/C yang bisa meningkatkan risiko kanker hati.

Dengan kata lain, bukan sel-sel kanker yang berpindah dari tubuh pengidap, melainkan virus atau bakteri yang berpindah dari tubuh pengidap ke tubuh orang lain melalui kontak langsung atau tidak langsung dan memicu risiko serangan kanker.

Menyingkap berbagai mitos di balik penyakit kanker

Selama ini kita sering mendengar bermacam-macam asumsi dan kepercayaan tertentu terkait bagaimana penyakit kanker bisa menulari mereka yang hidup di sekitar pengidap.

Sebagian dari mitos-mitos itu bisa begitu meyakinkan dan bahkan menakutkan karena seakan-akan memang terdengar masuk akal.

Namun sesuai dengan sebutannya, yaitu “mitos”, maka kita pun tidak perlu khawatir berlebihan. 

Mari kita singkap satu demi satu, berbagai mitos di balik persebaran penyakit kanker.

Apakah kanker bisa menular melalui air liur?

Kita asumsikan, seorang pengidap kanker mulut (orang pertama) memasukkan air liurnya sendiri ke mulut orang lain (orang kedua) yang tidak mengidap kanker. Maka orang kedua tidak begitu saja tertular sel kanker mulut.

Hal ini dikarenakan kekebalan tubuh orang kedua akan memusnahkan sel kanker dari orang pertama sebagai bentuk pertahanan diri secara alami.

Apakah kanker menular melalui transfusi darah?

Transfusi darah berisiko meningkatkan risiko kanker karena dua alasan utama, yaitu:

  • Pertama, proses ini bisa memaparkan penerima donor darah kepada zat-zat yang bisa dikaitkan dengan kanker. 
  • Kedua, transfusi bisa mengubah sistem kekebalan tubuh, membuat seseorang lebih rentan terhadap serangan kanker.

Seseorang tidak begitu saja langsung tertular kanker jika menerima transfusi darah dari pengidap kanker. Kondisi ini membutuhkan tes skrining kesehatan lebih lanjut.

Jika risiko kanker pada seseorang meningkat tajam setelah mendapatkan transfusi darah, bisa jadi itu tanda bahwa seseorang tersebut memiliki risiko kanker yang belum terdeteksi sebelumnya dan mungkin menjadi alasan melakukan transfusi darah pada awalnya.

Kemudian perlu diperhatikan juga jika penerima transfusi darah memiliki pola hidup yang kurang sehat, misalnya merokok atau mengonsumsi minuman keras secara berlebihan. Maka, kebiasaan ini pun akan berdampak kepada risiko dirinya terserang kanker.

Apakah kanker bisa menular melalui hubungan intim?

Seseorang tidak bisa tertular penyakit kanker melalui hubungan intim. Namun, seseorang berisiko tertular penyakit menular seksual (PMS) dari hubungan intim, misalnya infeksi HPV.

Penyakit menular seksual yang diderita seorang wanita bisa meningkatkan risiko dirinya terserang kanker serviks.

Hal ini bisa dipahami dengan jelas bahwa terdapat perantara yang menjadikan seseorang bisa mengidap kanker melalui hubungan seksual, yaitu infeksi HPV. Gejala-gejala dari infeksi HPV inilah yang menjadi faktor risiko kepada penyakit kanker.

Apakah kanker paru-paru bisa menular melalui udara?

Asumsi yang tersebar selama ini, kita harus menghindari berada di dalam satu ruangan yang sama dengan pengidap kanker paru-paru karena kondisi mereka yang sering batuk-batuk.

Dikhawatirkan terdapat virus atau bakteri yang menyebar ke udara dan terhirup oleh kita. Dampaknya, paru-paru kita pun akan terinfeksi kanker paru-paru juga.

Ini tidak benar karena penyebab utama kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok berlebihan dalam jangka panjang atau tinggal di lingkungan dengan polusi udara.

Kanker paru-paru tidak menular serta tidak akan berdampak negatif kepada lingkungan dan orang-orang sehat yang berada di sekitarnya.

Apakah kanker menular di antara anggota keluarga?

Bayangkan jika seorang pengidap kanker bisa menulari anggota keluarganya. Maka yang terjadi adalah terjadinya kenaikan angka pengidap kanker di dunia tiap bulan, bukan?

Walau memang ada sebagian jenis kanker yang lebih mungkin terjadi kembali pada anak atau kerabat lainnya di dalam keluarga, namun hal ini tetap tidak menjadi kepastian secara medis.

Angka kejadian kanker bisa jadi lebih tinggi di dalam anggota keluarga inti dikarenakan adanya faktor kesamaan gen. Selain itu ada faktor pola hidup yang sama di antara mereka atau terekspos oleh faktor risiko lingkungan yang sama dalam jangka panjang.

Kesimpulannya, kanker belum tentu menurun di dalam anggota keluarga. Hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut terhadap diri pengidap dan riwayat keluarganya.

Apakah kanker bisa menular akibat transplantasi organ?

Faktanya, kehadiran sel atau komponen asing di dalam tubuh akan dihancurkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal ini menjadikan sel-sel kanker tidak akan mampu berkembang pada tubuh orang lain.

Pasien transplantasi organ akan menjalani terapi obat-obatan yang efeknya akan menurunkan fungsional kekebalan tubuh. Tujuannya agar kekebalan tubuh pasien tidak menyerang organ transplantasi yang dianggap sebagai komponen asing.

Sayangnya, kondisi ini justru membuka risiko penyebaran virus atau sel-sel kanker yang mungkin berasal dari organ transplantasi.

Meski begitu, penularan sel kanker dari organ transplantasi masih dapat dicegah dan dinilai sebagai kondisi yang sangat jarang terjadi. 

Hal ini berkat pemantauan medis khusus yang ketat oleh dokter terhadap pasien transplantasi organ untuk mengantisipasi risiko apa pun yang dapat membahayakan kesehatan.

Apakah kanker bisa menular pada bayi di dalam kandungan?

Seorang wanita yang mengidap kanker dan sedang hamil tidak akan menulari penyakit kankernya kepada bayi di dalam kandungan.

Sebagian jenis kanker memiliki risiko karakteristik persebaran sel-sel tumor hanya sebatas ke plasenta, yaitu suatu organ yang menghubungkan ibu kepada bayi di kandungan.

Terlepas dari risiko terjadinya kondisi tersebut, bayi di dalam ketuban tidak akan terdampak oleh persebaran sel-sel kanker dari ibunya.

Jangan menghindar dari pengidap kanker

Menghindari orang-orang yang mengidap kanker bisa memberikan dampak psikologis yang negatif kepada mereka.

Kanker itu sendiri adalah penyakit yang sangat menguras secara emosional dan psikologis. Maka dari itu, dukungan dari teman dan keluarga sangat penting. 

Menghindar dari mereka hanya akan menjadikan mereka merasa terisolasi, meningkatkan stres, serta berpotensi memperburuk kondisi kesehatannya.

Hubungan sosial adalah salah satu faktor terpenting dalam kesejahteraan manusia. Kehilangan dukungan dari teman dan keluarga bisa membuat langkah perawatan dan pemulihan menjadi lebih menantang bagi mereka.

Pasien kanker dengan dukungan sosial yang kuat sering kali memiliki hasil yang lebih baik dalam perawatan mereka.

STD

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.