Hipertensi, yang dikenal secara luas sebagai tekanan darah tinggi, adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika tekanan darah seseorang secara konsisten melebihi nilai normal, menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan.
Hipertensi sering disebut sebagai silent killer karena banyak individu yang mengidapnya tidak menunjukkan gejala yang mencolok. Tanpa diagnosis dan pengelolaan yang tepat, hipertensi berisiko memicu komplikasi, seperti penyakit kardiovaskular.
Tekanan darah tinggi karena apa?
Lalu kenapa seseorang bisa memiliki kondisi hipertensi atau tekanan darah tinggi? Untuk menjawabnya, kita akan ulas dari dua sisi, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan yang tidak bisa diubah.
Faktor risiko darah tinggi yang bisa dikendalikan
Hal ini merujuk kepada aspek-aspek atau perilaku dalam kehidupan seseorang yang dapat dikendalikan atau diubah untuk mengurangi risiko mengembangkan hipertensi. Perubahan ini umumnya berkaitan dengan gaya hidup.
1. Pola makan (diet) yang tidak sehat
Diet yang tinggi garam dan lemak jenuh dapat meningkatkan risiko hipertensi. Garam berlebih menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air, yang meningkatkan tekanan pada pembuluh darah. Lemak jenuh, di sisi lain, dapat menyumbat arteri dan meningkatkan risiko tekanan darah.
2. Kurangnya aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan peningkatan risiko tekanan darah. Namun dengan berolahraga secara teratur, maka dampaknya bisa membantu menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah sehingga mengurangi risiko hipertensi.
3. Konsumsi tembakau dan minuman keras
Merokok dan konsumsi alkohol berlebihan memiliki efek negatif pada kesehatan jantung dan pembuluh darah. Keduanya dapat menyebabkan penyempitan arteri dan meningkatkan tekanan darah.
4. Kelebihan berat badan (obesitas)
Obesitas atau kelebihan berat badan dapat meningkatkan beban kerja jantung sehingga meningkatkan risiko tekanan darah. Menjaga berat badan yang sehat adalah kunci untuk mengurangi risiko hipertensi.
Faktor risiko darah tinggi yang tidak dapat diubah
Bagian ini mencakup faktor-faktor yang tidak bisa diubah atau bersifat permanen, misalnya karakteristik bawaan atau kondisi yang sudah ada yang secara inheren (genetika) dapat meningkatkan risiko hipertensi.
1. Riwayat kesehatan keluarga dengan hipertensi
Genetika berperan dalam risiko hipertensi. Jika ada riwayat keluarga dengan hipertensi, maka risiko individu tersebut untuk mengalami hipertensi pun menjadi lebih tinggi.
2. Pertambahan usia
Risiko hipertensi dapat meningkat juga seiring bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor alami penuaan, seperti pengerasan arteri dan perubahan fungsi jantung.
3. Penyakit lain yang sedang diderita saat itu
Kondisi kesehatan seperti diabetes dan penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko hipertensi. Kedua kondisi ini dapat memengaruhi cara tubuh mengatur tekanan darah.
Bisakah tekanan darah tinggi muncul karena stres?
Ya, stres dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap munculnya tekanan darah tinggi atau hipertensi. Hubungan antara stres dan hipertensi bersifat kompleks dan multifaset, melibatkan berbagai aspek fisiologis dan perilaku.
1. Reaksi fisiologis terhadap stres
Saat mengalami stres, tubuh melepaskan hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Hormon ini menyebabkan peningkatan denyut jantung dan menyempitkan pembuluh darah, yang dapat meningkatkan tekanan darah sementara.
Meskipun kenaikan tekanan darah ini biasanya sementara, stres kronis atau berkepanjangan dapat menyebabkan perubahan yang lebih persisten dalam cara tubuh mengatur tekanan darah.
2. Stres dan gaya hidup
Orang yang mengalami stres cenderung mengadopsi perilaku tidak sehat, seperti merokok, mengonsumsi minuman keras berlebihan, atau makan berlebihan. Semuanya dapat berkontribusi kepada hipertensi.
Kurangnya tidur yang berkualitas, yang sering dikaitkan dengan stres, juga dapat berdampak buruk kepada tekanan darah.
3. Stres berkepanjangan (kronis)
Stres kronis telah dikaitkan dengan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, yang memainkan peran dalam regulasi tekanan darah. Aktivitas sistem saraf simpatis yang berlebihan dapat berkontribusi pada hipertensi.
Selain itu, stres kronis juga dapat berdampak kepada fungsi endotelial (lapisan dalam pembuluh darah), yang penting dalam menjaga elastisitas pembuluh darah dan tekanan darah normal.
Bisakah tekanan darah tinggi diakibatkan oleh kurang tidur?
Ya, kurang tidur dapat berkontribusi terhadap risiko peningkatan tekanan darah atau hipertensi.
Hubungan antara kurang tidur dan tekanan darah tinggi melibatkan beberapa mekanisme fisiologis dan hormonal yang mana keduanya dapat berdampak kepada bagaimana tubuh mengatur tekanan darah.
1. Terganggunya keseimbangan hormon tubuh
Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh, termasuk hormon yang mengatur stres seperti kortisol. Tingkat kortisol yang tinggi dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Selain itu, kurang tidur dapat memengaruhi hormon lain yang terlibat dalam mengatur nafsu makan dan metabolisme. Hal ini dapat berujung pada kelebihan berat badan atau obesitas, yaitu faktor risiko lain untuk hipertensi.
2. Sistem saraf simpatis
Kurang tidur dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf simpatis yang memainkan peran penting dalam respons fight or flight tubuh.
Fight or flight adalah mekanisme pertahanan tubuh yang muncul ketika seseorang menghadapi ancaman atau stres tinggi, sistem saraf simpatis segera diaktifkan. Ini menyebabkan pelepasan hormon adrenalin dan noradrenalin.
Peningkatan aktivitas ini dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.
3. Pengaruh pada fungsi endotelial
Sama halnya dengan dampak stres, tidur yang tidak memadai juga dapat berdampak kepada fungsi endotelial pembuluh darah. Endotel yang sehat penting untuk menjaga elastisitas pembuluh darah dan tekanan darah normal.
4. Gangguan tidur (apnea tidur)
Gangguan tidur tertentu, seperti apnea tidur, secara langsung dikaitkan dengan peningkatan risiko hipertensi. Apnea tidur mengganggu pola pernapasan normal selama tidur, menyebabkan penurunan kadar oksigen dalam darah dan peningkatan tekanan darah.
Kualitas tidur memainkan peran penting dalam proses regenerasi dan perbaikan tubuh. Kurang tidur berarti tubuh kehilangan kesempatan penting untuk melakukan perbaikan ini sehingga memengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah.
Lakukan pemeriksaan hipertensi sejak dini
Health365 merekomendasikan pentingnya inisiatif menjalani pemeriksaan tekanan darah sejak dini. Kamu bisa dapatkan paket skrining atau pemeriksaan kesehatan umum terlengkap khusus untuk pria dan wanita.
Tidak cuma skrining kesehatan umum, kamu juga bisa mendapatkan fasilitas skrining kanker lambung dengan GASTROClear™. Awali hidup sehatmu dari sekarang.
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.