Dr. Renee Tan Huey Jing – Dokter Spesialis Kejiwaan

Saya memilih psikiatri (kejiwaan) karena minat pribadi, hasrat untuk membantu orang lain, serta ketertarikan terhadap perilaku dan pikiran manusia.

Filosofi saya adalah perawatan yang berfokus pada pasien secara personal, menekankan empati, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan pendekatan bio-psiko-sosial serta holistik. Ini membantu pasien membuat keputusan yang terinformasi dan menghargai otonomi mereka.

Jika Anda mengalami gejala-gejala berikut, Anda mungkin perlu mencari bantuan profesional untuk evaluasi dan pengobatan:

• Perubahan Emosi yang Berkelanjutan: Misalnya, kecemasan berlebihan, suasana hati yang terus-menerus murung atau depresi, serta kehilangan minat pada hal-hal yang biasanya disukai.
• Gangguan Pola Tidur atau Perubahan Nafsu Makan: Seperti insomnia (kesulitan tidur) atau tidur berlebihan, serta penurunan atau peningkatan nafsu makan.
• Kesulitan Mengatasi Stres: Ketidakmampuan untuk mengatasi tekanan kehidupan sehari-hari secara efektif.
• Kesulitan dalam Memusatkan Perhatian: Sulit untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan.
• Pikiran untuk Bunuh Diri atau Perilaku Melukai Diri Sendiri: Adanya keinginan untuk mengakhiri hidup atau perilaku yang merugikan diri sendiri.
• Perubahan Perilaku atau Kepribadian: Perubahan mendadak dalam sifat atau perilaku yang tidak biasa.
• Perubahan dalam Memori atau Kognisi: Mengalami penurunan daya ingat atau kebingungan dalam berpikir.
• Penurunan Prestasi Akademik, Kinerja Kerja, atau Masalah dalam Hubungan Sosial: Masalah kesehatan mental yang menyebabkan menurunnya pencapaian akademik, performa kerja, atau hubungan sosial yang tegang.

Saya menggunakan bahasa yang mudah dipahami dalam konsultasi, membantu pasien memahami kondisi dan pilihan pengobatan mereka.

Saya juga mendorong pasien untuk bertanya dan menjelaskan segala keraguan yang ada.

Saya mengikuti jurnal ilmiah dan menghadiri konferensi lokal serta internasional untuk selalu memperbarui pengetahuan saya.

Konsultasi virtual memungkinkan pasien menerima diagnosis dan perawatan dari kenyamanan rumah mereka sendiri, terlepas dari kendala geografis.

Kemajuan dalam genomik, neuroimaging, dan biomarker memungkinkan pendekatan pengobatan yang lebih personal, menyesuaikan pemilihan obat dengan profil genetik individu, sehingga mengurangi resep yang bersifat coba-coba.

Teknik stimulasi otak non-invasif, seperti stimulasi magnetik transkranial (TMS), menjadi semakin dikenal dan digunakan secara luas. Terapi realitas virtual digunakan untuk PTSD, fobia, kecemasan sosial, dll.

Saya memiliki seorang pasien yang telah berjuang melawan depresi berat selama bertahun-tahun. Dia pernah mencoba berbagai jenis perawatan di beberapa klinik berbeda, tetapi hasilnya tidak memuaskan, termasuk beberapa kali menjalani pengobatan khusus untuk depresi. Namun, depresi yang dia alami tetap sulit untuk diatasi.

Ketika pasien ini pertama kali mencari bantuan, dia merasa sangat putus asa dan frustasi. Saya membangun kepercayaan dengannya dan memahami ketakutannya. Dalam eksplorasi lebih lanjut, saya menemukan bahwa dia mengalami delusi paranoid, yaitu keyakinan keliru yang menetap dan terus-menerus bahwa seseorang berniat untuk menyakitinya.

Dia tidak mengungkapkan delusi tersebut kepada dokter sebelumnya karena dia berpikir delusi itu akan diabaikan seperti yang dilakukan banyak teman dan keluarganya. Depresinya ternyata disebabkan oleh delusi paranoid tersebut. Setelah memulai pengobatan, melalui beberapa bulan penyesuaian yang hati-hati, ditambah dengan dukungan dari keluarganya, kondisi pasien mulai membaik secara bertahap.

Dari kasus ini, saya belajar tentang pentingnya hubungan yang kuat dan kebutuhan untuk memahami dunia batin pasien secara mendalam. Hanya ketika pasien merasa aman dan dimengerti, masalah mendalam dapat diungkapkan, sehingga rencana pengobatan yang lebih efektif dapat dirumuskan.

Banyak orang menganggap masalah mental sebagai kelemahan atau perasaan pribadi yang bisa diatasi dengan kemauan. Saya berusaha mengedukasi pasien dan masyarakat mengenai pentingnya informasi yang akurat tentang penyakit mental untuk mengurangi stigma dan diskriminasi.

• Keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan adalah penting dan merupakan kunci untuk mempertahankan perawatan berkualitas tinggi.
• Menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan serta berfokus pada pasien memerlukan komitmen dan usaha yang berkelanjutan.
• Prioritaskan perawatan diri, pertahankan batasan, dan temukan kepuasan dalam peran profesional, dengan memberikan perawatan yang penuh kasih sayang dan efektif.
• Sebagai bagian dari tim ilmiah, pastikan tugas didistribusikan dengan tepat dan hindari membebani diri sendiri.
  Saya menghabiskan waktu luang saya untuk hobi dan kegiatan keluarga. Hingga saat ini, saya mengikuti kelas tari Cina seminggu sekali. Perhatikan tanda-tanda kelelahan pada tubuh Anda dan belajarlah untuk rileks dalam kehidupan sehari-hari.

• Psikiatri adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan dan keterkaitan antara perilaku manusia, emosi, dan kesehatan mental, serta merupakan bidang yang penuh makna.
• Untuk menjadi seorang psikiater yang baik, seseorang perlu memiliki pemahaman mendalam tentang perilaku, emosi, dan pemikiran manusia, serta memiliki rasa ingin tahu, empati, dan belas kasih. Selain itu, kemampuan mendengarkan kebutuhan pasien dengan baik dan membangun hubungan yang positif sangatlah penting. Dengan begitu, pasien dapat merasa nyaman untuk berbagi masalah mereka, sehingga proses pengobatan dan pemulihan dapat dilakukan secara kolaboratif. Bagi mereka yang bercita-cita menjadi psikiater, pengembangan keterampilan ini sejak dini sangatlah penting.
• Banyak psikiater merasa bahwa terjun ke dalam profesi ini bukan sekadar pilihan karier tradisional, tetapi lebih sebagai sebuah “misi.” Pengalaman pribadi, minat bawaan, dan rasa panggilan yang mendalam bersatu padu untuk membawa mereka ke bidang ini.
• Psikiater berada di garis depan dalam melawan stigma dan prasangka terhadap pasien dengan gangguan jiwa. Mereka tidak hanya memberikan perawatan yang penuh belas kasih kepada pasien, tetapi juga menjunjung tinggi etika profesionalisme.