fbpx
Channel Diagnosis Medis Jantung & Vaskular Kebugaran & Pencegahan Kondisi Medis Layanan Cek Kesehatan Radiologi & Pencitraan Skrining

Efek Samping MRI dan Upaya untuk Mengatasinya

efek samping mri - health365
Dr Kenneth Lee

MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah prosedur pencitraan medis yang umumnya aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. 

Namun, seperti alat medis lainnya, prosedur MRI memiliki beberapa potensi efek samping dan risiko, meskipun sebagian besar jarang terjadi. 

Berikut adalah penjelasan mengenai efek samping yang mungkin timbul dari MRI.

Efek samping MRI secara umum

Efek samping secara umum ini terutama dialami pasien saat sedang menjalani MRI. Beberapa kondisi tersebut terkait dengan perasaan ketidaknyamanan akibat klaustrofobia dan suara bising dari alat MRI itu sendiri.

  • Pasien harus berbaring diam dalam waktu yang cukup lama di dalam mesin MRI. Keadaan ini cenderung menyebabkan ketidaknyamanan, terutama jika pasien memiliki masalah nyeri atau sulit berbaring lama.
  • Sebagian pasien merasa cemas atau panik ketika berada di dalam ruang sempit mesin MRI. Ini dikenal sebagai kondisi klaustrofobia dan dapat membuat prosedur MRI menjadi tidak nyaman.
  • Mesin MRI menghasilkan suara berisik dan ketukan yang cukup keras selama dijalankan. Meskipun pasien biasanya diberikan penyumbat telinga atau headphone untuk meredam suara, namun kebisingan tersebut bisa tetap mengganggu.

Efek samping MRI terkait penggunaan kontras

Dalam beberapa kasus, agen kontras berbasis gadolinium digunakan untuk meningkatkan kualitas gambar MRI. Penggunaan agen kontras ini dapat menimbulkan beberapa efek samping, seperti:

  • Reaksi alergi ringan : Sebagian pasien mungkin mengalami reaksi alergi ringan terhadap agen kontras, seperti gatal-gatal, ruam kulit, atau mual.
  • Reaksi alergi serius : Meskipun jarang, reaksi alergi serius seperti anafilaksis bisa terjadi. Ini adalah kondisi darurat medis yang memerlukan perhatian segera.
  • Gangguan pada ginjal : Bagi pasien yang sebelumnya sudah memiliki gangguan fungsi ginjal yang parah, penggunaan gadolinium dapat menyebabkan kondisi langka tetapi serius yang dikenal sebagai Nefrogenik Sistemik Fibrosis (NSF) yang dapat menyebabkan penebalan kulit dan jaringan ikat.
  • Mual dan sakit kepala : Sebagian pasien mungkin mengalami mual atau sakit kepala setelah pemberian agen kontras, meskipun efek ini biasanya bersifat sementara dan umumnya ringan.

Efek samping MRI yang lebih langka

Pada kondisi tertentu, pasien MRI dapat mengalami efek samping tertentu yang dinilai sangat langka terjadi. Meski begitu, kondisi ini tetap perlu diwaspadai.

  • Merasakan panas atau perih pada kulit : Dalam kasus yang sangat jarang, pasien mungkin merasakan panas atau perih pada area tubuh tertentu selama MRI. Ini bisa disebabkan oleh medan magnet yang kuat memanaskan logam yang ada dalam tubuh.
  • Efek pada implan logam atau elektronik : Pasien dengan implan logam atau perangkat elektronik (seperti pacemaker, klip aneurisma, atau implan koklea) harus memberi tahu dokter sebelum menjalani MRI. Medan magnet yang kuat dari MRI berisiko tinggi merusak perangkat medis dalam tubuh sehingga dapat membahayakan kesehatan.
skrining kesehatan di malaysia

Dapatkan rekomendasi klinik dan rumah sakit terkemuka di Malaysia yang menawarkan layanan skrining kesehatan lengkap melalui Health365.

Upaya pencegahan dan penanganan efek samping MRI

Dengan persiapan yang tepat dan komunikasi dengan tim medis, sebagian besar efek samping dari penggunaan MRI dapat dicegah atau dikelola dengan baik sehingga dapat memastikan bahwa prosedur ini berjalan lancar dan aman.

Screening sebelum menjalani prosedur

Sebelum menjalani MRI, sangat disarankan bagi pasien untuk menjalani evaluasi medis demi mengidentifikasi faktor risiko yang mungkin terjadi. Ini termasuk pertanyaan tentang riwayat alergi, kondisi ginjal, dan adanya implan logam atau perangkat elektronik.

Penanganan untuk klaustrofobia

Ada beberapa opsi yang pasien bisa pertimbangkan untuk digunakan demi mencegah ketidaknyamanan dari MRI konvensional, yaitu:

  • Obat penenang : Untuk pasien yang mengalami klaustrofobia, dokter mungkin meresepkan obat penenang ringan untuk membantu mengurangi kecemasan.
  • MRI terbuka : MRI terbuka adalah salah satu varian dari teknologi Magnetic Resonance Imaging (MRI) yang dirancang untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pasien. Berbeda dengan mesin MRI konvensional yang memiliki bentuk seperti tabung panjang, MRI terbuka memiliki struktur yang lebih terbuka, mengurangi rasa klaustrofobia dan meningkatkan kenyamanan pasien selama prosedur.

Setelah pemberian agen kontras, kondisi pasien akan dipantau untuk memastikan tidak ada reaksi alergi atau efek samping lainnya. Jika pasien mengalami efek samping seperti mual atau sakit kepala, tim medis akan memberikan perawatan yang sesuai untuk mengurangi gejala tersebut.

Alternatif prosedur medis selain MRI

Ada beberapa prosedur medis lain yang juga dapat digunakan untuk tujuan diagnostik serupa dengan MRI, tergantung pada kondisi pasien dan informasi diagnostik yang diperlukan. Berikut adalah beberapa alternatif prosedur medis selain MRI yang dapat direkomendasikan dokter:

1. CT Scan (Computed Tomography)

CT Scan menggunakan sinar-X untuk menghasilkan gambar penampang tubuh. Ini adalah alternatif yang baik untuk MRI dalam beberapa situasi.

CT scan biasanya lebih cepat dilakukan daripada MRI dan sangat efektif untuk memvisualisasikan tulang dan mendeteksi fraktur serta sangat berguna untuk mendeteksi pendarahan akut dalam otak (hemoragi) seperti halnya pada MRI otak.

2. Ultrasonografi (USG)

Ultrasonografi (USG) menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar organ dalam tubuh.

Hasil ultrasonografi (USG) memungkinkan dokter dapat melihat pergerakan organ dan aliran darah secara real-time, misalnya pada USG jantung atau ekokardiografi. Prosedur ini dinilai lebih aman untuk anak-anak dan wanita hamil.

3. Sinar-X konvensional

Sinar-X adalah salah satu metode pencitraan medis tertua yang menggunakan radiasi untuk menghasilkan gambar tulang dan beberapa jaringan dalam tubuh.

Prosedurnya yang cepat dan sederhana sering digunakan untuk pemeriksaan awal dan efektif untuk mendeteksi fraktur tulang dan masalah terkait tulang lainnya.

4. PET Scan (Positron Emission Tomography)

PET Scan menggunakan zat radioaktif yang disuntikkan ke dalam tubuh untuk memvisualisasikan proses metabolisme dan fungsi tubuh.

Prosedur ini dapat menilai fungsi metabolisme dan aktivitas seluler yang berguna untuk mendeteksi kanker dan memantau respons terhadap terapi. Dapat digabungkan dengan CT (PET-CT) atau MRI (PET-MRI) untuk informasi anatomi yang lebih detail.

Konsultasikan kebutuhan untuk mendapatkan layanan skrining kesehatan dari klinik dan rumah sakit terkemuka di Malaysia melalui Health365.

Dr Kenneth Lee

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.