Kanker lambung adalah salah satu jenis penyakit kanker yang menyerang lambung atau perut manusia. Dikenal juga sebagai kanker perut, kondisi ini disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali dalam lapisan lambung.
Belum ada penyebab pasti, namun kanker lambung bisa diakibatkan oleh perubahan genetik pada sel-sel di lambung.
Perkembangan sel-selnya berawal dari lapisan mukosa dan bisa menyebar ke lapisan lain seperti submukosa, muskularis, dan serosa. Umumnya memerlukan waktu cukup lama untuk berkembang dan sulit terdeteksi pada tahap-tahap awal karena gejalanya mirip dengan sakit maag atau penyakit lambung lainnya, seperti perut kembung atau nyeri ulu hati.
Penyakit ini juga menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di dunia. Dalam data WHO tahun 2020, sebanyak 769 ribu kematian terjadi akibat kanker lambung.
Ada beberapa jenis kanker lambung, antara lain Adenocarcinoma sebagai yang paling umum, Limfoma, GIST (gastrointestinal stromal tumor), Carcinoid Tumor, serta Squamous cell carcinoma, small cell carcinoma, dan leiomyosarcoma yang lebih jarang terjadi.
Sebagai penyakit mematikan, kanker lambung memerlukan penanganan serius dan secepatnya, sejak dari tahap deteksi hingga pengobatan.
Penyebab kanker lambung
Penyebab kanker lambung adalah pertumbuhan sel yang tidak normal dan tidak terkendali di dalam lambung. Meskipun penyebab pasti dari perubahan genetik pada sel lambung ini belum diketahui, banyak faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker ini.
Terdapat beberapa faktor risiko kepada terjadinya kanker lambung. Faktor risiko di sini berarti sesuatu yang bisa meningkatkan peluang seseorang untuk terjangkit kanker. Meski faktor risiko biasanya memengaruhi perkembangan kanker, sebagian besar tidak secara langsung menyebabkan kanker.
Memahami faktor risiko ini dan mendiskusikannya dengan dokter dapat membantu seseorang mampu menjalani pilihan gaya hidup yang lebih sehat dan mendapatkan perawatan kesehatan yang lebih tepat.
Salah satunya adalah usia yang menjadi faktor penting. Penyakit ini lebih umum terjadi pada seseorang yang berusia di atas 55 tahun. Jenis kelamin juga memengaruhi, yaitu dengan pria dua kali lebih mungkin untuk terjangkit penyakit ini daripada wanita.
Infeksi bakteri H. pylori juga dianggap sebagai salah satu penyebab utama kanker lambung. Disertai adanya riwayat keluarga dengan kanker lambung bisa meningkatkan risiko juga.
Faktor risiko lainnya dari kanker lambung adalah ras/etnisitas, yaitu dengan lebih banyak kasus di antara orang berkulit hitam, hispanik, dan Asia jika dibandingkan orang kulit putih.
Terkait dengan makanan penyebab kanker lambung, pola makan dengan kandungan garam yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko. Seseorang juga dinilai lebih berisiko jika memiliki riwayat operasi lambung atau kondisi kesehatan tertentu, seperti anemia pernisiosa dan achlorhydria.
Faktor lingkungan, seperti paparan debu dan asap, serta penggunaan tembakau dan konsumsi alkohol dalam jumlah banyak, juga bisa meningkatkan risiko. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko pria terjangkit penyakit kanker ini, meski belum jelas apakah obesitas meningkatkan risiko pada wanita.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor risiko ini, kita diharapkan bisa menjadi lebih proaktif dalam melakukan pencegahan dan mendeteksi kanker lambung lebih awal.
Gejala atau tanda-tanda kanker lambung
Gejala kanker lambung atau kanker perut pada umumnya sulit terdeteksi, terutama pada tahap awal. Sebagaimana gejala-gejalanya bisa sangat mirip dengan masalah pencernaan pada umumnya, seperti maag, maka penting untuk memperhatikan tanda-tanda atau gejala tertentu yang berisiko kepada terjadinya penyakit ini.
Gejala kanker lambung pada stadium awal:
- Perut kembung dan sering bersendawa.
- Nyeri ulu hati atau perut bagian atas.
- Naiknya asam lambung (heartburn).
- Cepat kenyang saat makan.
- Mual dan muntah.
Gejala kanker lambung pada stadium lanjut:
- Perut bengkak karena adanya penumpukan cairan.
- Muntah darah.
- Buang air besar (BAB) berwarna hitam atau berdarah.
- Kelelahan atau tubuh terasa lemas, misalnya akibat anemia atau kurang darah.
- Nafsu makan berkurang disertai penurunan berat badan yang signifikan tanpa alasan yang jelas.
Dapat terlihat bahwa kanker lambung pada stadium awal jarang menunjukkan gejala khusus, dan jika ada, biasanya kerap disalahpahami sebagai gejala sakit maag biasa.
Di lain sisi, kanker lambung stadium lanjut umumnya baru bisa terdiagnosis ketika kondisi yang lebih serius telah muncul. Di samping itu, gejala kanker lambung bisa beragam dan kadang tidak spesifik.
Gejala kanker ini pada stadium lanjut bisa disebabkan oleh banyak kondisi lain, seperti infeksi virus perut atau tukak lambung. Beberapa gejala lain yang mungkin muncul bisa berupa diare atau sembelit, rasa kembung setelah makan, serta sensasi makanan tersangkut di tenggorokan saat sedang makan.
Sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter jika mengalami kondisi-kondisi di atas. Manajemen gejala merupakan bagian penting dari perawatan kanker dan biasanya dimulai secepatnya setelah diagnosis. Langkah ini bisa disebut sebagai perawatan paliatif atau terapi suportif.
Diagnosis kanker lambung
Ada berbagai metode dan tes yang bisa dilakukan untuk melakukan diagnosis kanker lambung atau kanker perut. Meski begitu, dokter akan menentukan metode atau tes apa yang cocok dengan kondisi seseorang.
Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dokter dalam menentukan metode atau tes diagnosis, misalnya:
- Usia dan kondisi kesehatan secara umum.
- Gejala yang dialami.
- Hasil dari tes medis sebelumnya, jika ada.
- Tipe kanker.
Selanjutnya dokter akan menerapkan beberapa metode atau tes berikut ini sebagai langkah diagnosis kanker lambung.
1. Biopsi
Biopsi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengambil sampel jaringan atau sel dari tubuh, yang kemudian akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mengetahui adanya kelainan atau kondisi medis tertentu, seperti kanker. Biopsi sering menjadi langkah penting dalam proses diagnosis dan juga bisa membantu dalam menentukan stadium atau tingkat keparahan suatu penyakit.
2. Tumor marker
Tumor marker bisa digunakan sebagai salah satu alat untuk membantu proses diagnosis kanker lambung. Beberapa tumor marker yang mungkin digunakan dalam diagnosis penyakit ini adalah CEA (Carcinoembryonic Antigen).
3. Endoskopi
Endoskopi adalah sebuah prosedur medis yang digunakan untuk memeriksa dan mengobati kondisi yang terjadi di dalam tubuh. Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut endoskop, yaitu sebuah tabung panjang dan fleksibel yang dilengkapi dengan sebuah kamera video di ujungnya.
Endoskop dimasukkan ke dalam tubuh melalui mulut, hidung, atau saluran lain untuk memeriksa keadaan dinding lambung dan mencari tanda-tanda abnormal seperti tumor, luka, atau peradangan.
4. Radiografi
Prosedur radiografi atau X-ray sebagai upaya diagnosis biasanya melibatkan jenis X-ray khusus yang dikenal sebagai fluoroskopi. Salah satu jenis fluoroskopi yang umum digunakan untuk kanker ini adalah pemeriksaan berkontras dengan menggunakan larutan barium, sering disebut sebagai upper gastrointestinal (GI) series atau barium swallow.
5. CT Scan
Langkah diagnosis menggunakan CT scan atau Computed Tomography adalah salah satu metode yang cukup efektif untuk mendeteksi keberadaan tumor dan mengevaluasi sejauh mana penyebaran kanker, jika ternyata dinyatakan ada.
Pasien akan berbaring di meja pemeriksaan yang kemudian akan bergerak masuk ke mesin CT scan yang menyerupai cincin besar. Selama pemindaian, meja akan bergerak perlahan melalui mesin dan sementara gambar pencitraan diambil dari berbagai sudut.
6. MRI
Diagnosis kanker lambung menggunakan MRI (Magnetic Resonance Imaging) adalah salah satu pendekatan yang memberikan detail gambaran tinggi tentang struktur internal tubuh.
Pasien akan berbaring di meja pemeriksaan yang akan bergerak masuk kemesin MRI, sebuah tabung besar. Hasil pencitraan dari MRI akan dianalisis oleh radiolog. Detail yang diberikan oleh MRI sangat membantu dalam memahami ukuran, lokasi, dan karakteristik tumor, serta apakah ada penyebaran kanker ke area lain.
7. PET-CT scan
Prosedur PET-CT scan (Positron Emission Tomography-Computed Tomography) untuk mendiagnosis kanker lambung adalah teknik pencitraan medis yang menggabungkan dua jenis scan, yaitu PET dan CT, untuk memberikan gambaran detail tentang struktur dan fungsi jaringan di lambung.
Dalam prosedur ini, sebuah substansi radioaktif (biasanya FDG) disuntikkan ke dalam pembuluh darah, yang kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh. Sel-sel yang aktif, termasuk sel kanker, akan menyerap substansi ini lebih banyak.
Usai terjadinya penyerapan, pemindaian dilakukan. Gambar dari kedua jenis scan ini digabungkan untuk membantu dokter menentukan lokasi, ukuran, dan jenis kanker di lambung, jika memang ada. Informasi ini penting untuk merencanakan pengobatan yang paling efektif.
8. Laparoskopi
Laparoskopi adalah sebuah prosedur diagnostik invasif minimal yang digunakan untuk memeriksa organ dalam perut, termasuk lambung, untuk kehadiran kanker atau kondisi lainnya. Ini biasanya dilakukan jika ada indikasi atau kecurigaan adanya penyakit ini berdasarkan tes lain seperti endoskopi, CT scan, atau MRI.
Prosedur ini dilakukan dengan menggunakan laparoskop, yaitu sebuah alat berbentuk tabung panjang dan tipis dengan kamera video di ujungnya. Dokter akan membuat beberapa sayatan kecil di perut setelah sebelumnya pasien diberikan anestesi umum untuk membuatnya tidak sadar.
Gambar video dari laparoskop akan ditampilkan pada monitor, sehingga dokter bisa memeriksa lambung dan organ sekitarnya.
Stadium kanker lambung
Stadium kanker lambung digunakan untuk menggambarkan sejauh mana penyebaran kanker, dan ini berpengaruh terhadap pilihan pengobatan dan prognosis. Berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap stadium.
- Ciri-ciri kanker lambung stadium 1
Pada stadium ini, kanker masih terbatas pada lapisan dalam dari lambung dan mungkin telah menyebar ke hingga 2 kelenjar getah bening terdekat. Kanker belum menyebar ke organ atau jaringan lain. Pengobatan pada stadium ini biasanya melibatkan pembedahan untuk mengangkat bagian lambung yang terkena dan kemoterapi. - Ciri-ciri kanker lambung stadium 2
Kanker telah menyebar ke lapisan otot lambung atau telah menyebar ke lebih dari 2 kelenjar getah bening tetapi belum mencapai organ lain. Pada tahap ini, pengobatan mungkin melibatkan kombinasi pembedahan, kemoterapi, dan radioterapi. - Ciri-ciri kanker lambung stadium 3
Kanker telah menyebar ke semua lapisan lambung dan mungkin juga ke sejumlah kelenjar getah bening terdekat, tetapi belum mencapai organ lain. Pengobatan bisa lebih kompleks dan mungkin termasuk pembedahan untuk mengangkat seluruh lambung (gastrektomi total), diikuti oleh kemoterapi dan radioterapi. - Ciri-ciri kanker lambung stadium 4
Pada stadium 4 atau disebut stadium akhir, kanker telah menyebar ke organ lain seperti hati, paru-paru, atau tulang. Kanker juga bisa menyebar ke sejumlah besar kelenjar getah bening. Pengobatan pada tahap ini biasanya bersifat paliatif, yang berarti bertujuan untuk meredakan gejala dan meningkatkan kualitas hidup daripada mencari penyembuhan.
Pengobatan kanker lambung
Dalam pengobatan kanker lambung atau biasa disebut terapi, terdapat berbagai metode yang bisa diterapkan sesuai dengan kondisi masing-masing pasien. Ini bisa meliputi pengujian obat-obatan jenis baru, kombinasi dari terapi standar, atau dosis yang berbeda dari obat yang sudah ada.
Untuk memastikan dampak perawatan yang paling komprehensif dan terpadu, pasien bisa ditangani oleh tim multidisiplin. Tim ini terdiri dari para profesional dari berbagai disiplin ilmu demi menciptakan rencana perawatan yang mempertimbangkan semua aspek kebutuhan pasien, mulai dari medis hingga psikologis dan sosial.
Ada beberapa spesialis yang umumnya terlibat dalam pengobatan kanker lambung atau kanker perut, antara lain:
- Gastroenterolog: Dokter spesialis saluran pencernaan, termasuk lambung dan usus.
- Patolog: Dokter spesialis tes laboratorium dan evaluasi diagnosis.
- Radiolog: Dokter spesialis radiologi untuk mendiagnosis penyakit.
- Ahli onkologi bedah: Dokter spesialis pengobatan kanker dengan operasi.
- Ahli onkologi medis: Dokter spesialis pengobatan kanker dengan obat-obatan.
- Ahli onkologi radiasi: Dokter spesialis pengobatan kanker dengan terapi radiasi.
Berikut ini adalah beberapa cara pengobatan kanker lambung yang umumnya diterapkan.
- Operasi
Operasi biasanya menjadi pilihan utama terutama jika kanker belum menyebar ke area lain. Tujuannya adalah untuk mengangkat tumor dan jaringan sekitar yang mungkin terkena sel kanker. Jenis operasi yang dilakukan bisa bervariasi, mulai dari gastrektomi parsial (mengangkat sebagian lambung) hingga gastrektomi total (mengangkat seluruh lambung).
Selain itu, operasi juga bisa melibatkan pengangkatan kelenjar getah bening terdekat untuk memeriksa sejauh mana penyebaran kanker. - Kemoterapi
Kemoterapi adalah salah satu opsi pengobatan kanker lambung yang menggunakan obat-obatan untuk menghancurkan sel kanker. Obat-obatan ini biasanya diberikan melalui infus intravena (IV) atau dalam bentuk pil. Kemoterapi bisa digunakan sebelum operasi untuk mengecilkan tumor atau setelah operasi untuk membunuh sel kanker yang mungkin masih tersisa. Kemoterapi bisa digunakan sebagai pengobatan utama pada kasus sel kanker yang telah menyebar juga. - Terapi terarah
Terapi terarah atau targeted therapy adalah pengobatan kanker lambung menggunakan obat-obatan atau zat lain untuk menargetkan molekul spesifik yang terlibat dalam pertumbuhan dan penyebaran kanker. Berbeda dengan kemoterapi yang dapat memengaruhi sel-sel kanker maupun sel sehat yang tumbuh dengan cepat, terapi terarah lebih selektif dalam menyerang sel kanker. Contoh dari terapi terarah adalah penggunaan obat trastuzumab. - Terapi radiasi
Terapi radiasi adalah salah satu opsi pengobatan yang menggunakan X-ray atau partikel lain untuk membunuh sel kanker. Prosedur ini sering digunakan sebagai pelengkap setelah operasi atau sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran tumor sehingga lebih mudah diangkat. Dalam beberapa kasus, terapi radiasi digunakan untuk meredakan gejala pada kanker stadium lanjut, seperti pemblokiran saluran pencernaan. - Imunoterapi
Imunoterapi sebagai opsi pengobatan memanfaatkan sistem kekebalan tubuh pasien dalam melawan sel kanker.
Beberapa istilah terkait penyakit kanker di atas mungkin akan membingungkan, namun jangan ragu untuk menanyakannya kepada dokter agar terhindar dari kesalahpahaman.
Komplikasi kanker lambung
Komplikasi kanker lambung bisa bervariasi tergantung pada stadium kanker, lokasi kanker, dan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Berikut ini beberapa komplikasinya secara umum.
- Penyumbatan saluran pencernaan
Tumor bisa tumbuh cukup besar untuk menyumbat saluran pencernaan, membuat sulit atau bahkan mustahil untuk makanan melewati perut atau usus. - Perdarahan Internal
Sel kanker bisa merusak dinding perut, menyebabkan perdarahan internal yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani. - Malnutrisi dan penurunan berat badan
Karena gejala seperti mual, muntah, dan kesulitan menelan, pasien sering mengalami malnutrisi dan penurunan berat badan. - Metastasis
Metastasis adalah kondisi tersebarnya sel kanker ke organ lain, misalnya ke hati, paru-paru, atau tulang, dan bisa mempersulit proses pengobatan. - Anemia
Perdarahan internal kronis dari tumor bisa menyebabkan anemia, yaitu suatu kondisi yang memengaruhi kemampuan darah untuk membawa oksigen. - Masalah emosional
Diagnosis dan pengobatan kanker lambung kerap memiliki dampak emosional, termasuk stres dan kecemasan, yang bisa berdampak kepada kualitas hidup pasien. - Komplikasi dari pengobatan
Prosedur seperti operasi, kemoterapi, atau radioterapi memiliki risiko komplikasi tersendiri, seperti terjadinya infeksi, reaksi tertentu terhadap obat-obatan, atau efek samping lainnya juga.
Pencegahan kanker lambung
Pencegahan kanker lambung atau kanker perut melibatkan sejumlah langkah yang bisa dilakukan demi mengurangi risiko penyakit ini. Meskipun tidak semua kasus penyakit ini bisa dicegah, namun ada berbagai upaya yang dinilai dapat mendukung pola hidup yang lebih sehat.
Berikut ini adalah beberapa contoh cara mencegah terjadinya kanker lambung.
- Menjalani pola makan yang sehat
Makan banyak buah, sayur, dan serat tinggi untuk mendukung kesehatan perut. Hindari makanan instan atau cepat saji yang diproses, asin, atau diasap. - Berhenti merokok
Merokok akan meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker paru-paru, kanker lambung, dan kanker kolorektal. - Batasi konsumsi minuman beralkohol
Mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan juga bisa meningkatkan risiko terjangkit penyakit kanker ini. Cobalah untuk membatasi atau menghindari minuman beralkohol sepenuhnya. - Mempertahankan berat badan ideal
Kelebihan berat badan atau obesitas bisa meningkatkan risiko penyakit ini. Usahakan untuk menjaga berat badan dalam rentang yang sehat. - Olahraga secara rutin
Berolahraga secara rutin bisa membantu menjaga berat badan dan secara umum meningkatkan kesehatan, yang pada gilirannya dapat mengurangi risiko kanker. - Melakukan deteksi sejak dini
Khususnya bagi seseorang yang memiliki faktor risiko atau gejala yang mengkhawatirkan, konsultasikan dengan dokter terkait pemeriksaan rutin dan tes diagnostik, seperti endoskopi. - Menghindari paparan zat kimia
Jika pekerjaanmu melibatkan paparan zat kimia yang bisa meningkatkan risiko kanker, pastikan untuk mengikuti semua protokol keselamatan. - Pengobatan infeksi
Infeksi bakteri Helicobacter pylori kerap dikaitkan dengan beberapa kasus kanker perut. Pengobatan tepat waktu bisa mengurangi risiko ini. - Konsultasi medis
Bagi seseorang yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit ini atau kondisi prakanker, seperti metaplasia atau polip, disarankan untuk mendiskusikan dengan dokter tentang pemeriksaan rutin dan opsi pencegahan lainnya.
Kanker lambung adalah salah satu jenis kanker yang umumnya baru terdiagnosis pada stadium lanjut, sehingga menjadikan proses pengobatan menjadi lebih menantang. Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala, faktor risiko, dan metode diagnosis serta pengobatan yang tersedia.
Dari pencegahan hingga terapi, setiap langkah penanganan memegang peranan krusial dalam menghadapi penyakit ini. Melalui deteksi dini dan pendekatan pengobatan yang terpadu, termasuk kemungkinan berpartisipasi dalam uji klinis, peluang untuk bertahan dan kualitas hidup pasien bisa lebih baik.
Kapan sebaiknya memeriksakan diri ke dokter?
Sebaiknya periksakan diri ke dokter sesegera mungkin jika mengalami gejala yang berkepanjangan atau memburuk yang bisa dihubungkan dengan kanker lambung. Di samping itu, seseorang harus lebih proaktif dalam pemeriksaan kesehatan jika memiliki karakteristik seperti berikut.
- Berusia di atas 55 tahun.
- Memiliki riwayat keluarga dengan kanker lambung atau jenis kanker lain.
- Pernah terinfeksi bakteri H. pylori.
- Merokok atau sering minum alkohol.
- Memiliki diet tinggi dalam makanan olahan atau tinggi garam.
Penting untuk mendiskusikan semua gejala, riwayat medis, dan potensi faktor risiko dengan dokter. Dokter kemungkinan akan merekomendasikan serangkaian tes, seperti endoskopi atau tes darah, untuk memahami penyebab gejalanya melalui proses diagnosis.
Jika seseorang memiliki beberapa faktor risiko atau gejala-gejala yang disebutkan di atas, konsultasi medis sejak dini bisa sangat membantu dalam mendeteksi masalah pada tahap awal, yang pada gilirannya bisa meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan.
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.