fbpx
Jantung & Vaskular Kondisi Medis Penyakit Kardiovaskular

Penyakit Kardiovaskular : Pengertian, Jenis, Penyebab

penyakit kardiovaskular

Apa itu penyakit kardiovaskular?

Penyakit kardiovaskular adalah sekelompok gangguan kesehatan yang beragam dan kompleks yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah. Kondisi ini bisa muncul dengan berbagai cara, baik dengan gejala yang nyata atau tanpa gejala sama sekali.

Kelompok gangguan kesehatan ini mencakup berbagai jenis penyakit secara spesifik, beberapa di antaranya:

  • Penyakit jantung koroner
  • Penyakit serebrovaskular
  • Penyakit jantung rematik 
  • Penyakit jantung bawaan
  • Penyakit arteri perifer

Penyakit ini bisa menyebabkan seseorang mengalami berbagai masalah kesehatan, seperti penyempitan pembuluh darah, penyakit katup jantung, atau irama jantung yang tidak teratur.

Benang merah di antara banyaknya jenis penyakit kardiovaskular ini adalah penumpukan lemak di dalam pembuluh darah arteri atau dikenal sebagai aterosklerosis. 

Penumpukan lemak di dalam pembuluh darah berisiko menyebabkan pembekuan darah yang pada gilirannya bisa menyebabkan serangan jantung dan stroke. 

Insiden ini terjadi ketika ada penyumbatan yang menghentikan aliran darah ke organ vital, seperti jantung dan otak. Kerusakan pada arteri juga bisa terjadi pada organ penting lainnya sehingga semakin memperumit dampak penyakit ini pada kesehatan secara keseluruhan.

Statistik penyakit kardiovaskular di indonesia

Angka kejadian penyakit kardiovaskular di Indonesia terbilang tinggi. Menurut data WHO tahun 2019, stroke, iskemia jantung, dan hipertensi yang tergolong sebagai penyakit kardiovaskular termasuk ke dalam 10 besar penyakit penyebab kematian pada pria dan wanita di Indonesia.

Angka kematian per 100.000 jumlah populasi di Indonesia (2019):

Pria

  • Stroke di urutan satu : 126 kematian
  • Iskemia jantung di urutan dua : 107 kematian
  • Hipertensi di urutan sepuluh : 19 kematian

Wanita

  • Stroke di urutan satu : 139 kematian
  • Iskemia jantung di urutan dua : 85 kematian
  • Hipertensi di urutan tujuh : 22 kematian

Apa saja jenis penyakit kardiovaskular?

Tiap penyakit yang terkait dengan gangguan kardiovaskular memiliki faktor risiko, gejala, dan komplikasi yang berbeda-beda. Semuanya saling berhubungan dan bisa menjadi serius atau fatal jika tidak ditangani dengan tepat. 

Oleh karena itu, mendeteksi dini melalui skrining kesehatan dan perubahan gaya hidup adalah kunci dalam mencegah dan mengelola penyakit kardiovaskuler.

Berikut ini adalah beberapa contoh penyakit kardiovaskular yang umum terjadi di Indonesia.

  • Serangan jantung
    Serangan jantung terjadi ketika aliran darah yang membawa oksigen ke jantung terputus, biasanya karena arteri koroner tersumbat. Gejala utamanya adalah nyeri dada yang berat, umumnya menyebar ke lengan atau rahang.
  • Gagal jantung
    Gagal jantung adalah kondisi kronis di mana jantung tidak bisa memompa cukup darah untuk memenuhi kebutuhan tubuh, biasanya sebagai akibat dari penyakit jantung koroner atau tekanan darah tinggi. Gejalanya bisa berupa sesak napas, pembengkakan di kaki, dan kelelahan yang ekstrem.
  • Stroke
    Stroke adalah kondisi medis darurat yang terjadi jika pasokan darah ke otak terputus, biasanya karena pembuluh darah tersumbat atau pecah. Gejala umumnya termasuk kelemahan pada satu sisi tubuh dan masalah dalam berbicara.
  • Penyakit Jantung Koroner (PJK)
    Penyakit Jantung Koroner (PJK) disebabkan oleh penumpukan plak pada arteri koroner. PJK bisa mempersempit atau bahkan menyumbat aliran darah ke jantung. Jika tidak diatasi, risiko serangan jantung akan meningkat. Gejala umumnya adalah nyeri dada dan sesak napas.
  • Aritmia
    Aritmia adalah kondisi di mana ritme jantung menjadi tidak normal. Aritmia bisa terjadi karena gangguan pada sistem listrik jantung, dan kondisi ini dapat meningkatkan risiko untuk terkena stroke atau serangan jantung. Gejala umumnya meliputi detak jantung yang terlalu cepat atau lambat, pusing, dan kelelahan.
  • Kardiomiopati
    Kardiomiopati menyerang otot jantung sehingga mengakibatkan jantung tidak dapat memompa darah dengan efisien. Kardiomiopati bisa mengarah ke gagal jantung jika tidak ditangani. Gejala awal biasanya samar dan bisa berupa kelelahan atau sesak napas.
  • Deep Vein Thrombosis (DVT)
    Deep Vein Thrombosis (DVT) terjadi ketika ada gumpalan darah dalam vena, biasanya di kaki. DVT berisiko mengembangkan komplikasi serius seperti emboli paru. Gejala umumnya adalah pembengkakan dan nyeri pada area yang terkena.
  • Penyakit Arteri Perifer (PAD)
    Penyakit Arteri Perifer (PAD) terjadi ketika pembuluh darah arteri yang membawa darah ke kaki, tangan, atau organ lain menjadi sempit atau tersumbat. Gejalanya bisa berupa nyeri atau kram pada kaki saat berjalan.

Apa penyebab penyakit kardiovaskular?

Penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular belum bisa diketahui secara pasti. Namun bisa dikatakan bahwa penyakit kardiovaskular tertentu disebabkan oleh tipe penyakit yang dialami oleh tiap orang secara spesifik, misalnya:

  • Penumpukan plak di pembuluh arteri (aterosklerosis) bisa menjadi penyebab utama penyakit arteri koroner dan penyakit arteri perifer. Penumpukan plak bisa mempersempit atau bahkan menyumbat arteri sehingga mengganggu aliran darah yang mengisi oksigen dan nutrisi ke berbagai bagian tubuh.
  • Gangguan pada arteri koroner bisa menjadi penyebab dari aritmia, atau ritme jantung yang tidak normal. Selain itu, penyebab lain dari aritmia bisa termasuk parut di otot jantung, masalah genetik, atau efek samping dari obat-obatan.
  • Penuaan, infeksi, dan penyakit rematik bisa menjadi faktor yang berdampak kepada kesehatan katup jantung. Katup jantung yang tidak berfungsi dengan baik bisa mengakibatkan berbagai jenis penyakit kardiovaskular lainnya.

Dengan kata lain, ada banyak faktor risiko yang bisa memicu penyakit kardiovaskular, dan tiap jenis penyakit memiliki penyebab tersendiri yang perlu diidentifikasi dan ditangani untuk mencegah atau mengobati kondisi tersebut.

Faktor risiko penyakit kardiovaskular

Beberapa faktor risiko berikut, baik sendiri atau dalam kombinasi, bisa meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit kardiovaskular.

  • Usia
    Faktur pertambahan usia umumnya berdampak kepada kondisi pembuluh darah arteri yang kian menyempit atau rusak dan otot jantung yang melemah.
  • Jenis kelamin
    Pria lebih berisiko terserang penyakit jantung secara umum. Sedangkan, risiko wanita akan meningkat setelah menopause.
  • Tekanan darah tinggi (hipertensi)
    Tekanan darah yang tinggi membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah, yang bisa merusak arteri dan memicu aterosklerosis.
  • Kolesterol tinggi (hiperlipidemia)
    Kolesterol tinggi bisa menyebabkan penumpukan plak di arteri, mempersempit, dan meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
  • Merokok
    Merokok bisa merusak dinding pembuluh darah, meningkatkan tekanan darah, dan memperbesar risiko aterosklerosis.
  • Diabetes Tipe 2
    Diabetes tipe 2 sering dikaitkan dengan kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti hipertensi dan kolesterol tinggi.
  • Memiliki keluarga dengan riwayat penyakit jantung
    Riwayat keluarga bisa menjadi indikator faktor genetik yang meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
  • Kurang beraktivitas fisik
    Kurang berolahraga bisa menyebabkan berbagai kondisi kesehatan yang buruk, seperti obesitas, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi.
  • Kelebihan berat badan (obesitas)
    Berat badan yang berlebihan berisiko membebani kerja jantung dan memicu kondisi lain, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi.
  • Sering mengonsumsi makanan mengandung natrium, gula, dan lemak
    Makanan dengan kandungan ini bisa meningkatkan tekanan darah dan kolesterol, yang adalah faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular.
  • Konsumsi minuman beralkohol berlebihan
    Mengonsumsi minuman beralkohol dalam jumlah banyak dan sering bisa merusak jantung dan meningkatkan tekanan darah.
  • Menggunakan obat-obatan tanpa resep secara berlebihan
    Menggunakan obat-obatan secara berlebihan tanpa mengikuti resep dokter bisa menyebabkan masalah jantung, seperti aritmia atau tekanan darah tinggi.
  • Preeklampsia atau toksemia
    Kondisi ini terjadi saat kehamilan dan ditandai oleh tekanan darah tinggi yang bisa meningkatkan risiko penyakit jantung di masa depan.
  • Diabetes gestasional
    Diabetes ini terjadi selama kehamilan dan bisa meningkatkan risiko penyakit jantung di masa depan.
  • Kondisi peradangan atau autoimun kronis
    Peradangan atau kondisi autoimun kronis bisa meningkatkan risiko aterosklerosis.
  • Penyakit ginjal kronis
    Penyakit ginjal kronis bisa membuat lebih sulit bagi tubuh untuk mengontrol tekanan darah dan keseimbangan mineral sehingga berdampak kepada kesehatan jantung.

Bisakah penyakit kardiovaskular diakibatkan oleh stres?

Stres adalah faktor risiko yang dapat berkontribusi terhadap penyakit kardiovaskular. Berikut ini beberapa cara di mana stres bisa berdampak kepada kesehatan jantung.

  • Stres kerap mendorong perilaku tidak sehat seperti merokok, konsumsi minuman alkohol berlebihan, atau makan berlebihan. Semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.
  • Stres yang berkepanjangan dapat memicu pelepasan hormon adrenalin yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah, dua faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular.
  • Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat menyebabkan peradangan, yang merupakan faktor risiko lain untuk penyakit kardiovaskular.
  • Stres dapat berdampak kepada peningkatan tekanan darah dan memperburuk kondisi hipertensi jika tidak dikelola dengan baik.
  • Stres juga dapat meningkatkan kadar gula darah yang bisa berdampak negatif pada seseorang yang berisiko memiliki diabetes, kondisi yang juga terkait dengan penyakit kardiovaskular.
  • Stres yang berkepanjangan juga bisa menyebabkan masalah psikologis tertentu, misalnya depresi dan kecemasan, yang telah ditemukan berhubungan dengan penyakit kardiovaskular.

Bagaimana risiko penyakit kardiovaskular pada lansia?

Sebuah penelitian terhadap suatu populasi yang berusia 60 tahun ke atas, sekitar 55 hingga 98 persen memiliki kondisi multimorbiditas. Multimorbiditas adalah keberadaan dua atau lebih penyakit kronis pada satu individu.

Penyakit kardiovaskular sangat dominan di kalangan mereka yang memiliki lebih dari satu penyakit kronis dan penyakit jantung iskemik termasuk di antara yang paling sering ditemukan.

Pada penelitian yang lain, diperkirakan 70% dari orang yang berusia lebih dari 70 tahun akan mengidap penyakit kardiovaskular. Dari mereka, lebih dari dua pertiga juga akan menghadapi masalah kesehatan lain yang tidak terkait dengan sistem kardiovaskular.

Apa saja gejala penyakit kardiovaskular?

Gejala penyakit kardiovaskular bisa muncul dalam berbagai kombinasi dan bisa bervariasi dari ringan hingga berat. Terlepas dari apa pun jenis kondisi jantung yang dialami, banyak gejala yang muncul secara bersamaan, misalnya kemunculan nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan.

Sebagaimana terdapat berbagai jenis penyakit yang tergolong gangguan kardiovaskular, maka gejala-gejalanya pun perlu dikelompokkan sebagai berikut.

Gejala terkait dengan kondisi akut

  • Serangan jantung : Nyeri dada, nyeri lengan/bahu/siku/rahang/punggung, kesulitan bernapas, mual, muntah, pusing, keringat dingin, dan pucat.
  • Stroke : Kelemahan atau mati rasa mendadak di wajah/lengan/kaki, kebingungan, kesulitan berbicara atau memahami, masalah penglihatan, kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan, sakit kepala parah, pingsan.

Gejala terkait dengan kondisi kronis

  • Masalah jantung umum : Nyeri dada (angina), tekanan di dada, sesak napas, pusing, kelelahan.
  • Penyumbatan pada pembuluh darah perifer : Nyeri atau kram di kaki, luka di kaki yang tidak sembuh, kulit kaki yang dingin atau merah, pembengkakan kaki, mati rasa di wajah atau anggota badan, kesulitan berbicara, melihat, atau berjalan.
  • Masalah pembuluh darah : Nyeri atau ketidaknyamanan di dada, sesak napas, nyeri di leher/rahang/kerongkongan/perut bagian atas/punggung, nyeri atau mati rasa di kaki/lengan.

Gejala terkait dengan jenis penyakit jantung secara spesifik

  • Aritmia : Nyeri dada, pusing, pingsan, berdebar di dada, pusing, detak jantung cepat atau lambat, sesak napas.
  • Penyakit jantung bawaan pada anak-anak : Kulit pucat atau biru, pembengkakan di berbagai bagian tubuh, sesak napas yang menyebabkan kenaikan berat badan yang buruk.
  • Kardiomiopati : Pusing, pingsan, kelelahan, sesak napas saat beraktivitas atau istirahat, detak jantung yang tidak teratur atau cepat, kaki atau kaki bengkak.
  • Penyakit katup jantung : Nyeri dada, pingsan, kelelahan, detak jantung yang tidak teratur, sesak napas, pembengkakan di kaki atau pergelangan kaki.

Diagnosis dan tes

Mendiagnosis penyakit kardiovaskular adalah proses yang kompleks dan umumnya membutuhkan serangkaian tes serta evaluasi. 

Tujuan dari tes-tes ini bukan hanya untuk mengidentifikasi atau memastikan jenis penyakit kardiovaskular yang dialami, tetapi juga untuk mengevaluasi tingkat keparahan, potensi risiko, dan menentukan strategi pengobatan yang paling tepat.

Bagaimana cara mendiagnosis penyakit kardiovaskular?

Diagnosis penyakit kardiovaskular biasanya dilakukan oleh seorang dokter spesialis jantung yang dikenal sebagai kardiolog. Namun, proses diagnostik ini umumnya dimulai oleh dokter umum yang kemudian akan memberi rujukan ke kardiolog untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Proses diagnosis dimulai dengan konsultasi awal. Pada tahap ini, dokter akan mengumpulkan informasi medis pribadi, seperti gejala apa saja yang dirasakan selama ini. 

Selanjutnya, dokter akan memeriksa data riwayat kesehatan keluarga juga serta melakukan pemeriksaan fisik pada diri pasien.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat, kardiolog akan menyarankan pasien untuk menjalani beberapa tes medis.

Apa saja tes medis untuk mendiagnosis penyakit kardiovaskular?

Beberapa tes berikut ini bisa disarankan oleh dokter untuk mendapatkan hasil yang akurat dalam mendiagnosis penyakit kardiovaskular.

  • Tes darah
    Biasanya digunakan untuk mengukur kadar kolesterol, trigliserida, dan biomarker lain yang berhubungan dengan risiko penyakit jantung.
  • Indeks Ankle Brachial (ABI)
    Metode ini digunakan untuk mengevaluasi aliran darah di kaki dan tangan, yang dapat menunjukkan penyumbatan atau penyempitan pada arteri.
  • Elektrokardiogram (EKG)
    Mengukur aktivitas listrik jantung dan bisa menangkap gangguan ritme jantung, serta tanda-tanda serangan jantung yang sudah terjadi atau akan terjadi.
  • Pengukuran Tekanan Darah Teknik Ambulatori
    Teknik ini memonitor tekanan darah selama 24 jam dan memberikan gambaran lebih akurat tentang bagaimana tekanan darah berfluktuasi sepanjang hari.
  • Ekokardiogram
    Ekokardiogram adalah tes ultrasonik yang menggunakan gelombang suara untuk membuat gambar struktural dan fungsional jantung. Ini sangat berguna untuk mengevaluasi katup dan ruang jantung.
  • Ultrasonografi
    Sama seperti ekokardiogram, tetapi biasanya digunakan untuk melihat struktur lain, seperti pembuluh darah, yang mungkin mempengaruhi sistem kardiovaskular.
  • Tomografi Terkomputerisasi (CT)
    Ini memberikan gambaran rinci tentang jantung dan pembuluh darah, dan bisa membantu mendeteksi kalsifikasi atau penyumbatan.
  • Pencitraan Resonansi Magnetik (MRI)
    Ini memberikan gambaran sangat detil dari jantung dan struktur sekitarnya, dan sering digunakan untuk mengevaluasi masalah struktural atau kongenital.
  • MR Angiogram atau CT Angiogram
    Kedua metode ini digunakan untuk memvisualisasikan pembuluh darah dan bisa menunjukkan penyempitan atau penyumbatan.
  • Tes stres (tes treadmill atau tes olahraga)
    Melibatkan olahraga atau stimulasi kimia untuk meningkatkan detak jantung dan tekanan darah sambil diawasi menggunakan EKG. Ini membantu mengevaluasi bagaimana jantung bekerja di bawah tekanan.
  • Kateterisasi jantung
    Prosedur invasif ini memasukkan kateter ke dalam pembuluh darah untuk mengevaluasi kondisi jantung dan pembuluh darah koroner. Biasanya dilakukan ketika tes lain menunjukkan potensi masalah serius.

Bagaimana langkah pengobatan penyakit kardiovaskular?

Penyakit kardiovaskular bisa ditangani dengan melihat kondisi yang dialami. Dokter umum atau dokter spesialis kardiologi bisa merekomendasikan beberapa metode ini sebagai langkah pengobatan.

1. Perubahan gaya hidup

  • Diet : Mengonsumsi diet yang seimbang kaya buah, sayuran, dan biji-bijian utuh bisa secara signifikan mengurangi risiko kamu mengembangkan masalah kardiovaskular.
  • Memperbanyak aktivitas aerobik : Olahraga fisik, khususnya olahraga aerobik seperti berjalan, berenang, atau bersepeda, bisa meningkatkan fungsi jantung dan paru-paru.
  • Berhenti merokok : Merokok adalah faktor risiko signifikan untuk penyakit kardiovaskular. Berhenti merokok bisa meningkatkan kesehatan kardiovaskular secara substansial.

2. Obat-obatan

Jenis obat yang diberikan bergantung pada masalah kardiovaskular yang dialami secara spesifik. Misalnya, obat antihipertensi membantu menurunkan tekanan darah, sementara statin membantu mengontrol kadar kolesterol. Aspirin juga bisa digunakan untuk mencegah pembekuan darah.

3. Prosedur operasi

  • Stent : Tabung kecil yang disebut stent mungkin dimasukkan ke dalam arteri yang tersumbat untuk meningkatkan aliran darah.
  • Operasi jantung minim invasif : Lebih sedikit invasif daripada operasi jantung terbuka, pendekatan ini mungkin digunakan untuk masalah kardiak tertentu.
  • Operasi jantung terbuka : Dalam kasus yang parah, pasien mungkin memerlukan operasi jantung terbuka, seperti Coronary Artery Bypass Grafting (CABG).
  • Ablasi atau kardioversi : Ini adalah teknik yang digunakan untuk mengobati detak jantung yang tidak teratur. Ablasi menghapus area jantung yang menyebabkan detak tidak teratur, sementara kardioversi menggunakan listrik atau obat untuk mengembalikan ritme normal.

4. Rehabilitasi jantung

Rehabilitasi jantung adalah program yang diawasi secara medis yang dirancang untuk meningkatkan kesehatan kardiovaskular setelah kejadian atau prosedur kardiak. Biasanya melibatkan program latihan yang disesuaikan, dukungan emosional, dan pemberian informasi tentang pola hidup sehat untuk jantung.

5. Pemantauan aktif

Pendekatan ini melibatkan pemantauan cermat dari waktu ke waktu tanpa obat-obatan atau prosedur. Metode ini mungkin sesuai untuk kasus ringan atau dalam situasi di mana risiko dari obat-obatan atau prosedur lebih tinggi dibandingkan manfaatnya.

Setiap pendekatan pengobatan memiliki manfaat dan risiko tersendiri. Dokter biasanya akan merekomendasikan kombinasi dari beberapa metode ini berdasarkan gejala spesifik dan tingkat keparahan kondisi.

Bagaimana cara mencegah penyakit kardiovaskular?

Langkah pencegahan penyakit kardiovaskular bisa melibatkan beberapa aspek, mulai dari perubahan gaya hidup hingga tindakan medis. Berikut ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan:

1. Mengatur pola makan

  • Mengonsumsi makanan rendah lemak jenuh, kolesterol, dan tinggi serat.
  • Menghindari makanan tinggi gula dan garam.
  • Memasukkan lebih banyak buah, sayuran, dan biji-bijian utuh dalam diet.

2. Mulai membiasakan diri berolahraga secara rutin

  • Berolahraga aerobik dalam tingkatan moderat, setidaknya 150 menit per minggu.
  • Latihan kekuatan otot setidaknya dua kali per minggu.

3. Jangan merokok dan batasi minuman beralkohol

  • Berhenti merokok dan hindari terpapar asap rokok orang lain.
  • Batasi atau berhenti mengonsumsi minuman keras.

4. Pemantauan kesehatan

  • Melakukan pemeriksaan kesehatan rutin secara mandiri atau di klinik, seperti pengukuran tekanan darah, tes kolesterol, dan tes gula darah.

5. Mengelola stres

  • Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga.
  • Meluangkan waktu istirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas.

6. Menjaga berat badan ideal

  • Menjaga berat badan dalam kisaran yang ideal bisa mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

7. Mengelola penyakit kronis

  • Bagi seseorang dengan kondisi diabetes atau hipertensi, penting untuk mengelolanya dengan baik. Gunakan kombinasi obat-obatan dan perubahan gaya hidup sesuai saran dokter.

8. Vaksinasi dan imunisasi

  • Terutama bagi manula atau orang dengan kekebalan tubuh yang lemah harus mewaspadai adanya infeksi yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Pastikan untuk melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan yang baik.

9. Konsultasi dengan dokter

  • Bagi seseorang yang memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular, konsultasikan dengan dokter tentang rencana pencegahan yang paling sesuai.

10. Mengedukasi diri dan meningkatkan kesadaran

  • Memahami gejala dan tanda-tanda awal dari masalah kardiovaskular bisa membantu dalam mendeteksi masalah sebelum menjadi lebih serius. Lebih baik untuk melakukan skrining kesehatan secara rutin.

Menggabungkan berbagai strategi ini akan memberikan peluang terbaik untuk mencegah penyakit kardiovaskular. Selalu konsultasikan dengan dokter untuk mendiskusikan rencana pencegahan yang paling sesuai dengan kondisi pribadi.

Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.