Sigmoidoskopi adalah prosedur medis yang digunakan untuk memeriksa bagian dalam usus besar, khususnya bagian sigmoid, yang merupakan bagian akhir dari kolon sebelum mencapai rektum.
Prosedur ini biasa digunakan untuk melakukan pemeriksaan awal atau skrining penyakit di bagian distal usus besar, seperti polip atau kanker di rektum dan sigmoid.
Sigmoidoskopi dilakukan menggunakan alat yang disebut sigmoidoskop yang merupakan tabung fleksibel dan tipis dengan kamera dan lampu di ujungnya. Pemeriksaan dengan sigmoidoskop bisa mencapai sekitar 50-60 cm dari rektum.
Sigmoidoskopi berbeda dengan kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi digunakan untuk pemeriksaan menyeluruh dan lebih bersifat diagnostik, misalnya untuk mendeteksi polip, kanker, dan penyakit lainnya sepanjang seluruh usus besar.
Alat yang digunakan dalam kolonoskopi disebut dengan kolonoskop yang jangkauannya bisa mencapai 150 cm atau lebih dari rektum, mencakup seluruh panjang usus besar.
Apa tujuan pemeriksaan sigmoidoskopi?
Sigmoidoskopi dilakukan untuk beberapa tujuan utama, antara lain:
- Mendeteksi penyakit usus besar, misalnya untuk mendeteksi adanya polip, kanker, atau kondisi lainnya, seperti divertikulosis dan penyakit radang usus.
- Mengevaluasi gejala tertentu yang berkaitan dengan gangguan usus besar, seperti perdarahan rektum, diare kronis, atau nyeri perut yang tidak diketahui penyebabnya.
- Sebagai bagian dari skrining kesehatan rutin, terutama bagi individu di atas usia 50 tahun atau mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker usus besar.
Jenis-jenis sigmoidoskopi
Ada beberapa jenis metode sigmoidoskopi yang dapat digunakan oleh dokter tergantung pada tujuan dan kondisi pasien. Berikut adalah jenis-jenis metode sigmoidoskopi:
1. Sigmoidoskopi fleksibel
Sigmoidoskopi fleksibel menggunakan alat yang disebut sigmoidoskop fleksibel, yaitu tabung panjang dan tipis yang bisa ditekuk dengan kamera dan lampu di ujungnya.
Umumnya digunakan untuk deteksi polip, kanker, dan kondisi lainnya di bagian bawah usus besar. Ada beberapa keunggulan dari prosedur ini:
- Memberikan gambaran yang lebih jelas dan lebih luas dari bagian sigmoid kolon dan rektum.
- Lebih nyaman bagi pasien karena alatnya fleksibel dan dapat mengikuti lekukan usus.
2. Sigmoidoskopi kaku (rigid sigmoidoscopy)
Sigmoidoskopi kaku menggunakan alat yang disebut sigmoidoskop kaku, yaitu tabung lurus dan kaku dengan lampu di ujungnya.
Prosedur ini dinilai lebih jarang digunakan karena kurang nyaman bagi pasien dan memberikan jangkauan yang lebih terbatas. Namun ada beberapa keunggulannya, yaitu:
- Prosedur ini lebih singkat dan alatnya lebih sederhana dibandingkan sigmoidoskopi fleksibel.
- Dapat digunakan untuk pemeriksaan cepat dan sederhana di rektum dan bagian bawah sigmoid.
3. Sigmoidoskopi virtual (virtual sigmoidoscopy)
Sigmoidoskopi virtual menggunakan teknologi pencitraan seperti CT scan atau MRI untuk membuat gambaran tiga dimensi dari usus besar.
Metode ini kurang umum dibandingkan metode langsung, dan lebih sering digunakan sebagai pelengkap atau alternatif jika sigmoidoskopi konvensional tidak memungkinkan.
Ada beberapa keunggulan dari penerapan sigmoidoskopi yang menggunakan radiologi ini, yaitu:
- Bersifat noninvasif dan tidak memerlukan alat untuk dimasukkan ke dalam tubuh.
- Cocok untuk pasien yang tidak bisa menjalani sigmoidoskopi konvensional.
Apa saja indikasi yang bisa diperiksa dengan sigmoidoskopi?
Dokter biasanya merekomendasikan sigmoidoskopi untuk berbagai indikasi medis yang berkaitan dengan gejala atau kondisi yang memengaruhi usus besar. Berikut adalah beberapa indikasi umum untuk melakukan sigmoidoskopi:
- Perdarahan rektum : Adanya darah dalam tinja atau perdarahan dari rektum yang tidak diketahui penyebabnya.
- Perubahan kebiasaan buang air besar : Perubahan yang signifikan dalam kebiasaan buang air besar, seperti diare kronis atau konstipasi yang berlangsung lama tanpa sebab yang jelas.
- Nyeri atau ketidaknyamanan di perut bagian bawah : Nyeri atau kram di bagian bawah perut yang tidak dapat dijelaskan melalui pemeriksaan fisik atau tes lain.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan : Penurunan berat badan yang signifikan tanpa adanya perubahan dalam diet atau aktivitas fisik.
- Deteksi dan pencegahan kanker usus besar : Sebagai bagian dari program skrining untuk mendeteksi polip atau kanker usus besar, terutama pada individu dengan riwayat keluarga kanker usus besar atau pada mereka yang berusia di atas 50 tahun.
- Evaluasi penyakit radang usus : Untuk memantau penyakit radang usus seperti kolitis ulseratif atau penyakit Crohn yang memengaruhi bagian akhir usus besar.
- Adanya gejala anemia : Anemia yang tidak dapat dijelaskan dan diduga disebabkan oleh perdarahan internal di usus besar.
- Pemeriksaan sebelum operasi : Sebagai persiapan sebelum operasi yang melibatkan usus besar atau organ panggul lainnya.
- Follow-up setelah terapi pengobatan : Untuk memantau kondisi pasien setelah menjalani terapi pengobatan atau intervensi medis sebelumnya yang berkaitan dengan usus besar.
Sebelum merekomendasikan sigmoidoskopi, dokter akan melakukan evaluasi menyeluruh termasuk riwayat medis pasien, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium jika diperlukan.
Persiapan sebelum sigmoidoskopi biasanya melibatkan penggunaan pencahar atau enema untuk membersihkan bagian akhir usus besar agar hasil pemeriksaan lebih akurat.
Dapatkan rekomendasi klinik dan rumah sakit terkemuka di Singapura yang menawarkan layanan skrining kesehatan terlengkap melalui Health365
Bagaimana prosedur sigmoidoskopi dilakukan?
Sigmoidoskopi adalah prosedur yang relatif cepat dan efektif untuk memeriksa kondisi bagian akhir usus besar. Prosedur ini melibatkan beberapa tahapan yang meliputi persiapan usus, pelaksanaan dengan sigmoidoskop, dan tindak lanjut setelah prosedur.
Berikut adalah tahapan-tahapan dalam proses sigmoidoskopi selengkapnya:
1. Persiapan sebelum prosedur
Dokter akan melakukan konsultasi awal untuk menilai riwayat kesehatan pasien, gejala yang dialami, dan alasan dilakukannya sigmoidoskopi.
Pasien mungkin diminta untuk menghentikan obat-obatan tertentu sebelum prosedur, terutama pengencer darah atau obat antiinflamasi.
Selanjutnya, Pasien akan diberikan instruksi untuk membersihkan usus besar sebelum prosedur yang biasanya melibatkan penggunaan pencahar atau enema malam sebelum dan/atau pagi hari prosedur.
Kadang-kadang, pasien diminta untuk mengikuti diet khusus sehari sebelum prosedur, seperti diet cairan jernih.
2. Proses pelaksanaan sigmoidoskopi
- Pasien diminta untuk berbaring miring dengan lutut ditarik ke arah dada, biasanya dalam posisi miring ke kiri.
- Dokter atau perawat akan memastikan pasien merasa nyaman dan menjelaskan kembali proses yang akan dilakukan.
- Biasanya, anestesi lokal atau sedasi ringan diberikan untuk mengurangi ketidaknyamanan. Sedasi umum jarang diperlukan.
- Sigmoidoskop, yaitu tabung fleksibel dengan kamera dan lampu di ujungnya, dimasukkan perlahan-lahan melalui anus ke dalam rektum dan kolon sigmoid.
- Kamera pada sigmoidoskop akan menampilkan gambar bagian dalam usus besar di monitor sehingga dokter dapat memeriksa adanya kelainan seperti polip, peradangan, atau tumor.
- Jika ditemukan area yang mencurigakan, dokter dapat mengambil sampel jaringan (biopsi) menggunakan alat khusus yang dimasukkan melalui sigmoidoskop.
- Dokter juga dapat menghilangkan polip kecil yang ditemukan selama pemeriksaan.
3. Tindak lanjut setelah prosedur
- Setelah prosedur selesai, sigmoidoskop akan dilepaskan dengan hati-hati.
- Pasien mungkin merasa kembung atau mengalami kram ringan akibat udara yang dimasukkan ke dalam usus selama prosedur.
- Pasien biasanya dapat pulang segera setelah prosedur dan dianjurkan untuk beristirahat selama sisa hari.
Selanjutnya sebagai bagian dari pemantauan usai menjalani sigmoidoskopi, dokter akan membahas hasil awal dengan pasien. Dalam hal ini, ada beberapa poin yang menjadi perhatian utama, yaitu:
- Jika biopsi dilakukan, hasil biasanya akan tersedia dalam beberapa hari hingga satu minggu, dan pasien mungkin diminta untuk kembali untuk konsultasi lebih lanjut.
- Pasien diberikan instruksi mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan setelah prosedur, termasuk pantangan makanan atau aktivitas berat.
- Pasien diminta untuk berkonsultasi segera jika mengalami gejala tertentu, seperti nyeri hebat, demam, atau perdarahan berat setelah prosedur.
Konsultasikan kebutuhanmu untuk menjalani skrining terkait kesehatan ususmu di Health354 dan dapatkan rekomendasi klinik dan rumah sakit terkemuka di Singapura dan Malaysia melalui tombol berikut.
Artikel ini hanya bersifat informatif dan tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosis, atau perawatan medis profesional, dan tidak boleh diandalkan untuk saran medis tertentu.